DALAM upaya mendukung perkembangan ekonomi kreatif, Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah mendorong agar pelaku ekonomi kreatif dapat memiliki keterampilan berbicara di depan public (public speaking).
Sebab, kemampuan public speaking berguna agar mereka dapat meyakinkan tentang produk yang dijualnya ke masyarakat.
Hal itu disampaikan Ledia saat menggelar bimbingan teknis untuk para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Bandung bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (10/2).
Baca juga: Koperasi Bisa Jadi Penggerak Pendirian Bank Sampah Komunitas
“Kita dorong ke pelaku ekonomi kreatif latihannya adalah keterampilan public speaking. Bagaimana dia meyakinkan tentang produknya, bagaimana dia bisa menjelaskan tentang produknya kepada orang lain apa benefitnya dan lain sebagainya juga termasuk testimoni dan story-telling,” kata Ledia dalam keterangan pers, Senin (12/2).
Menurut Ledia, kemampuan public speaking pada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan bagian yang sangat penting untuk memasarkan setiap produknya.
“Bagi para pelaku ekonomi kreatif saat ini memang menjadi bagian yang sangat penting untuk terus memperkaya kemampuan dirinya. Persaingan sudah luar biasa maka tentu dia harus punya kekhususannya dan kekhasan sendiri yaitu bagaimana dia punya keterampilan untuk memasarkan produk,” terang politikus Fraksi PKS ini.
Selain itu, dengan berkembangnya pelaku ekonomi dan pariwisata kreatif dapat membantu menumbuhkan pendapatan daerah.
Baca juga: Pentingnya Pelaku UMKM Membuat Konten Melalui Media Sosial
“Karena setiap usaha itu ada pajaknya atau retribusinya, insya Allah akan meningkatkan pendapatan daerah,” jelasnya.
“Nah apabila pelaku ekonomi kreatif berkembang maka bukan tidak mungkin pendapat dan daerah pun ikut berkembang,” ungkap Ledia dalam situs resmi DPR RI
Oleh karena itu, acara yang dihadiri oleh 100 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif ini diharapkan dapat menciptakan perubahan-perubahan yang baru dalam gaya berbisnis mereka.
Baca juga: Tahun 2023, Titik Puncak Kebangkitan Film sebagai Sektor Industri Kreatif
“Hari ini 100 kemarin 100 jadi kita bikin dua kali kegiatan, karena kita berharap semakin banyak pelaku ekonomi kreatif di Kota Bandung dan mengubah gaya mereka dalam berbisnis itu. Bisnis sekarang tidak bisa seperti gaya dulu, harus ada perubahan-perubahan baru,” tuturnya.
Sebab menurutnya, setiap individu memiliki tantangan yang berbeda. Sehingga, pihaknya mendorong untuk meminimalisir tantangan dari ketidakmampuan mereka.
“Bandung merupakan kota yang kreatif. Kalau kita tidak dorong mereka akan stagnan di situ saja karena peluangnya besar harus dimaksimalkan,” tuturnya. (RO/SG-3)